Malaysian Young Scientist Assembly 2011

Friday, December 26, 2008

Ilmu Astronomi di dalam Al-Quran

Astronomi secara umumnya adalah ilmu berkenaan kaji bintang. Ilmu ini merangkumi pemerhatian mahupun penjelasan berkaitan perkara yang berlaku di luar bumi dan atmosfera bumi. Ilmu astronomi boleh juga diertikan dengan ilmu falak.

Mengikut Dictionary of Astronomy (Illingworth, 1979) maksud astronomi ialah kajian cerapan dan teoretis mengenai objek-objek samawi, ruang-ruang di antaranya dan tentang alam semesta secara keseluruhannya. Di bawahnya, secara tradisi, ialah astrometri (atau astronomi posisi) dan mekanik samawi. Ilmu falak pula secara tradisi, lebih tertumpu kepada astrometri iaitu kajian tentang posisi objek samawi di atas sfera samawi dan pergerakannya dengan perjalanan masa. Perkembangan ilmu astronomi seharusnya sejajar dengan perkembangan ilmu falak kerana maksud dan permulaan keduanya hampir sama
[1].
Kepelbagaian langit dan bumi

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?”
[Qaaf:6]

Langit dijadikan tanpa tiang yang menyangga


“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Ar-Ra’d:2]

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
[Luqman:10]

“Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
[An-Nazi’at:28]

“Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).”
[Ar-Rahmaan:7]

Keseimbangan dan kejadian yang mengagumkan

“Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
[Al-Mu’minuun:86-88]

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
[Ar-Rahmaan:5]

Tujuan pergerakan matahari dan bulan

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
[Al-An’am:96]

Tujuan kejadian bintang

Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
[Al-An’am:97]

Allah menegaskan timbulnya rasa takut dalam diri manusia apabila meneliti kejadian langit dan bumi

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
[Faathir:28]

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
[Ar-Ruum:23]

Pergerakan benda samawi yang teratur

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[Yaasiin:38-40]

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.”
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[Yunus:5-6]

Sifat matahari dan bulan

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”
[Al-Furqaan:61]

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]

Sistem matahari dan pergerakannya

“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
[Al-Anbiyaa’:33]

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yaasiin:40]

Semua benda samawi tertakluk di bawah penguasaan Allah Taala

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
[548] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[Al-A’raaff:54]

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Luqman:29]

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[Az-Zumar:5]

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.”
[Yaasiin :37]

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
[Al-An’am:59]

“ Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?"

[Al-Hujuraat:16]

Jarak ruang angkasa yang amat luas

Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".
[Az-Zukhruf:38]

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, Sesungguhnya kami benar-benar Maha Kuasa.”
[Al-Ma’aarij:40]

“Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442]”
[1442] dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.
[Ar-Rahmaan:17]

Kemungkinan manusia untuk menakluk dan melampaui batas-batas alam

“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
[Ar-Rahmaan:33]
Kepelbagaian dan kejadian ilmu astronomi yang disebutkan di dalam al-Quran ini adalah manifestasi kepada kekuasaan serta keagungan Yang Maha Mencipta. Al-Quran bukanlah kitab astronomi. Kerana itulah kewujudan bintang-bintang hanya diceritakan secara umum dan tidak diceritakan secara khusus tempat atau kedudukan bintang tersebut. Fakta-fakta astronomi dihuraikan di dalam Al-Quran dengan cara yang tersendiri agar manusia lebih memahami tanda-tanda kebesaranNya.




Wardah bt Abdul Rahman
Minden, Pulau Pinang.
Blogger:Saintis Islam.

[1] Kertas kerja Penyelidikan Ilmu Falak di IPT oleh Abdul Halim bin Abdul Aziz, Unit Penyelidikan Ilmu Falak dan Sains Atmosfera, USM

Monday, December 8, 2008

Kenyataan Media

Artikel ini telah disiarkan di dalam Berita Harian(bahagian Surat Pembaca) pada Rabu, 10 Disember 2008 dengan tajuk yang baru, Peralatan Jalur Lebar Boleh Jejas Kesihatan.
Kewajaran dalam Mengejar Teknologi Wayarles

Teknologi wayarles atau rangkaian tanpa wayar pada masa kini bukanlah perkara yang luar biasa diperkatakan dalam kalangan masyarakat Malaysia. Lihat saja aplikasinya digunakan sebagai perkhidmatan tambahan di stesyen-stesyen minyak, kompleks membeli-belah malah kedai mamak turut menyediakan perkhidmatan ini.

Projek Wayarles yang dilaksanakan oleh Kerajaan Negeri Pulau Pinang baru-baru ini bukanlah dalam skala atau ruang lingkup yang terhad sepertimana yang biasa kita ketahui malah ia melibatkan seluruh negeri Pulau Pinang dan Seberang Perai akan turut termasuk menjelang 2010. Projek berskala besar ini dikatakan bakal menjadikan Pulau Pinang sebgai bandar raya pertama di dunia melalui pengalaman jalur lebar semasa bergerak.

Apa yang dikesalkan ialah kesan jangka masa panjang terhadap kesihatan yang akan turut sama dirasai oleh penduduk Pulau Pinang keseluruhannya tanpa mengira seseorang itu pengguna rangkaian ini ataupun tidak. Teknologi wayarles sama sahaja seperti telefon tanpa wayar yang menggunakan getaran radiasi gelombang radio untuk beroperasi dan beberapa kajian telah membuktikan bahawa kesihatan penduduk yang tinggal berdekatan dengan sumber radiasi ini sering terganggu. Antaranya ialah bunyi berdengung dalam telinga, insomnia, sakit kepala serta kanser.

Tidak disangkal bahawa usaha kerajaan negeri Pulau Pinang mempunyai matlamat untuk memajukan negeri Pulau Pinang tapi adakah dengan cara menggadaikan kesihatan penduduknya? Lumrah manusia gemar melihat sesuatu yang jelas dan mudah diperoleh dalam masa yang pendek seperti juga akses untuk perkhidmatan internet tetapi jaminan kesihatan bukanlah sesuatu yang boleh dibincangkan dalam masa yang singkat. Kewajaran projek ini perlu diperhalusi dan jika ada kaedah yang lebih baik serta boleh menjamin kepentingan awam, apa salahnya.

Petisyen yang dikeluarkan oleh Persatuan Pengguna Pulau Pinang dalam Utusan Pengguna keluaran Nov-Dis 2008 berkenaan Projek Wayarles@ Jalur Lebar Pulau Pinang amat wajar disokong dan Kerajaan Negeri Pulau Pinang seharusnya mengambil tindakan segera berkenaan isu ini. Jika kebaikan teknologi wayarles atau jalur lebar boleh disenaraikan, kenapa pula permasalahannya atau kesannya tidak sama dibincangkan?


Wardah bt Abdul Rahman
USM, Pulau Pinang.

Sunday, September 21, 2008

Ilmu Kosmologi di dalam Al-Quran

KOSMOLOGI

Kosmologi adalah salah satu bidang ilmu yang berkaitan dengan alam semesta. Misalnya, bagaimana alam ini terbentuk, apakah komposisi alam, apa yang akan dan sedang berlaku ke atas alam ini dan sebagainya. Golongan yang melakukan kajian ke atas alam semesta ini dinamakan ahli kosmologi.

Proses pembentukan alam semesta

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
[Al-Anbiya’:30]

Kejadian langit dan komposisi alam

“Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
[Fussilat:11-12]

Penciptaan langit

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”
[At-Talaq:12]

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).”
[Al-Mukminun:17]

Keseimbangan alam semesta

“Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.”
[Al-Mulk:3-4]

Semua ciptaan di alam semesta tunduk pada hukum Allah

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
[548] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[Al-A’raf:54]

“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Ar-Ra’d:2]

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.”
[Ar-Ra’d:15]

“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).”
[An-Nahl:49-50]

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki.”
[Al-Hajj:18]

Tiga tingkat ciptaan Tuhan;di langit, di bumi dan di antara langit dan bumi

“Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.”
[Taha:6]

“Dan Sesungguhnya Telah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.”
[Qaf:38]

“Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (syurga) yang mereka menyukainya. dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.”
[Al-Hajj:59]

“Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.”
[Al-Hijr:85]

Manusia berpeluang meneroka alam hingga ke angkasa lepas

“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
[Ar-Rahman:33]

Semua kejadian di langit beredar dengan sistematik dan berperaturan

“Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang.”
[Ibrahim:33]

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
[Ar-Rahman:5]

“Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”
[Al-Jasiyah:13]

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[Yunus:5]

“Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267].”
[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[Yasin:39]

“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
[Al-Anbiya:33]

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yasin:40]

“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Ar-Ra’d:2]

Kejadian alam untuk kepentingan manusia

“Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
[Al-An’am:97]

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]



------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
[Al-Imran:191]

Wardah bt Abdul Rahman
Desasiswa Bakti, USM

Thursday, September 18, 2008

Keperluan Mengetahui Kaedah Tafsir Al-Quran kepada Pengkaji Sains


Bolehkah kaedah tafsir Al-Quran dengan menggunakan akal fikiran dilakukan?
Bagaimana pula dengan situasi para saintis yang ingin membuat perkaitan ayat-ayat Al-Quran dengan penemuan berasaskan sains?

baca lebih lanjut Usul Al Tafsir;keperluan generasi teknologi hari ini(bahagian 1)



Wednesday, September 10, 2008

Bibit-bibit Sekular dalam Kehidupan

Pertanyaan buat diri di satu hari..

Kenal dengan ulama’-ulama’ masa silam?
Ingat? Faham akan buku mahupun kitab karangan mereka, perintis ilmu untuk memahami ajaran agama Islam?
Tahu rahsia kejayaan dakwah mereka?
Tahu sejarah perjalanan hidup, liku yang ditempuh bagi melahirkan permata gemilang ini?

Apabila tokoh yang menulis buku akademik lebih diagungkan, lebih dikenali, beginilah jadinya. Bibit-bibit sekular mula menyerlah..dalam diri, dalam pemikiran..


~war

Pembelaan Terhadap Situasi Zaman Nabi-nabi Silam (Part 3)

Fiqh Islam mengajar setiap Muslim supaya menjaga kebersihan. Menurut Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dalam kitabnya Sabilal-Mubtadin; kitab solat dalam bahagian ibadat didahulukan dan thoharah atau kebersihan amat dititikberatkan kerana ia adalah salah satu dari syarat sah solat. Oleh itu, tidak hairanlah bilamana kita diajarkan untuk membezakan jenis-jenis air yang bersih dan boleh digunakan untuk bersuci. Ingatkah lagi tentang air mutlak, air musta’mal, air musyammas dan air mutannajis?

Islam juga menekankan umatnya menggunakan bahan alami dalam bersuci, menjaga kebersihan serta kecantikan. Contohnya kapur barus dan kayu cendana digunakan bagi menghilangkan bau mayat, kayu sugi digunakan untuk membersihkan gigi, tawas untuk membersihkan daki pada badan manakala tanah dan air mutlak diperlukan untuk menyucikan najis mughallazah(najis berat). Islam datang untuk memudahkan urusan penganutnya!

Dari beberapa kaedah bersuci mengikut kaedah Islam, dapatlah disimpulkan bahawa umat Nabi-nabi terdahulu yang patuh mengikut ajaran Islam hanya menggunakan bahan semulajadi di sekeliling mereka untuk mandi, membersihkan diri serta bersuci. Ketika itu, tiada bahan yang boleh membahayakan kesihatan digunakan malah bahan alami yang digunakan membawa seribu satu manfaat lain pada mereka. Tuduhan buruk yang mengatakan umat zaman silam pengotor serta tidak menjaga kebersihan kerana tiada sabun mandi, peluntur, ubat gigi, minyak wangi ataupun deodorant juga tidak benar sama sekali! pada masa yang sama, dakwaan bahawa golongan terdahulu mampu hidup lebih lama berbanding umat zaman sekarang boleh dibuktikan! Lihat sahaja kehidupan mereka yang tidak terancam atau terdedah pada bahan-bahan kimia yang boleh memudaratkan serta toksik pada badan. Bandingkan dengan keadaan sekarang.

Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk tubuh kamu dan tidak juga pada rupa paras kamu, tapi Dia melihat pada hati kamu.” (Daripada Abu Hurairah ra)

Manusia kini melihat kecantikan berasaskan nafsu hingga ada yang menyimpang dari ajaran agama. Lakukan analisis pada diri kita sendiri. Berapa jeniskah produk dan alat kebersihan yang kita gunakan setiap hari? Bermula dari berus gigi yang jelas adalah sintetik hinggalah krim muka yang mungkin tanpa disedari mengandungi agen pemutih - hydroquinon.

Daripada kajian. jumlah mereka yang menghidap penyakit kanser terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagi tahun 2002, dianggarkan 1,200,000 kes-kes baru dapat dikesan dan lebih kurang 1,500 kematian dianggarkan berlaku setiap hari, disebabkan oleh kanser. Bahan-bahan toksik penyebab kanser memang terdapat di dalam produk yang sering digunakan oleh para pengguna pada hari ini, termasuk produk kosmetik.

Krim muka dilabel mengandungi ekstrak tumbuhan sedangkan kandungan bahan kimia lain melebihi bahan semulajadi tersebut. Andai kita mengambil konsep sebenar yang dibawa Islam, sebenarnya kita tidak perlukan produk-produk buatan ini. Islam mengajar kita menggunakan bahan alami dan hal ini jugalah yang disarankan oleh penyelidik-penyelidik yang mengkaji kesan/implikasi buruk yang diperoleh dari produk kesihatan atau kecantikan masa kini. Bahan semulajadi seperti asam tebu yang kaya dengan vitamin C, daun lidah buaya yang boleh menyejukkan kulit, ketumbar yang boleh meningkatkan protein kulit dan pelbagai sumber alam lain patut dijadikan alternatif utama yang boleh digunakan bagi tujuan kosmetik atau penjagaan diri.

Tidak hairanlah manusia kini kaya dengan penyakit dan umurnya tidak panjang. Yang diharap dapat memenuhi kehendak hati rupanya mengundang bahaya dalam diam.

Wardah Abd Rahman
Minden,Pulau Pinang



Sunday, August 31, 2008

Positifnya Bencana dan Perubahan Alam

Sepanjang 3 hari ini(28-30 Ogos), saya menghadiri Seminar berkenaan bidang kajian saya, Biologi secara umumnya. ‘The Sixth Regional IMT-GT UNINET Conference 2008’ dianjurkan oleh Pusat Pengajian Sains Kajihayat, USM, selepas kali pertama berlangsung di Langkawi seterusnya di Thailand dan Indonesia. Saya hanya menghantar poster untuk pameran memandangkan ini adalah penyertaan pertama saya dalam seminar berkaitan.

Hari pertama berlangsung dengan baik. Selepas acara pembukaan dan perasmian seminar, semua peserta mendengar syarahan umum yang disampaikan oleh tiga orang pensyarah terpilih, masing-masing dari negara IMT(Indonesia, Malaysia dan Indonesia). Setiap syarahan mempunyai nilai dan maklumat tertentu yang cuba disampaikan kepada para peserta.
Cuba fikirkan, berapa ramai antara kita yang boleh melihat dari segi positif setiap bencana alam yang berlaku di dunia kini? Istilah ‘bencana’ itu sendiri telah menunjukkan adanya elemen-elemen negatif dan membawa keburukan kepada bumi dan penghuninya. Pada pendapat saya, apa yang berlaku adalah kejadian alam yang mempunyai hikmah tersendiri dan perlu dikaji. Bukankah itu janji Allah?

Tsunami yang melanda negara pada tahun 2002 telah membawa pelbagai kemusnahan yang bukan hanya melibatkan kehilangan nyawa tetapi hampir keseluruhan bandar seperti Acheh musnah kerananya. Tsunami diibaratkan bencana besar yaang berlaku di abad ini. Tanpa disedari, sebenarnya satu perkara baik yang dapat dilihat selepas kejadian alam ini terjadi ialah munculnya bidang ilmu kajian yang baru ataupun kajian ilmu yang sedia ada dipergiatkan.

Prof Anchana Prathep dari Universiti Songkla dalam syarahannya (SeagrassNet Monitoring Initiative in the Sourthern Andaman Sea, Thailand) menceritakan bahawa sebelum tsunami berlaku, data berkenaan kehidupan marin tidak begitu dititikberatkan. Malah ada juga kajian yang tidak pernah dilakukan ke atas spesies hidupan marin tertentu sedangkan kajian umum yang dijalankan selepas tsunami berlaku menunjukkan kejadian alam ini mendatangkan kesan kepada ekosistem mahupun hidupan tertentu. Masih ingat perihal gamat yang pernah muncul dengan banyaknya secara tiba-tiba di perairan negara?

Bagaimana pula dengan kajian tentang perubahan bentuk muka bumi yang kita diami ini? Prof Zulfigar Yasin dari USM memberikan syarahan tentang Kajian dan Peluang Bidang Biologi dalam Kawasan IMT-GT. Antara isi syarahan yang menarik perhatian saya ialah penjelasan berkenaan fenomena aras air laut yang lebih cetek kira-kira 21 000 tahun dahulu berbanding zaman sekarang. Pasti ramai yang tahu bahawa kebanyakan negara sebenarnya bercantum suatu masa dahulu. Peningkatan aras air laut telah menceraikan negara-negara ini. Kesan terhadap biodiversiti pula, berlakulah pembentukan sistem sungai yang saling menghubungkan habitat, penyebaran spesies tumbuhan dan haiwan serta wujudlah keadaan pemencilan spesies hidupan tertentu di kawasan tertentu sahaja. Tidak hairanlah orang utan hanya boleh dijumpai di Kepulauan Borneo sahaja!

Kita sebenarnya beruntung kerana IMT adalah antara kawasan yang dibuktikan kaya dengan biodiversiti yang pelbagai. Pupusnya spesies flora atau fauna di kawasan ini akan mendatangkan kesan kepada biodiversiti dunia! Fakta yang saya baru peroleh ialah 56.6% dari 29 375 tumbuhan bervaskular di Indonesia sebenarnya tidak boleh diperoleh di bahagian lain dunia.

Ketika ini, saya melihat banyak peluang dan ruang yang boleh digunakan oleh saintis Muslim. Bidang kajian ilmu sains serta ilmu lain sangat pelbagai. Semakin banyak kajian dilakukan, kita akan bertemu dengan lebih banyak ilmu yang belum kita tahu apatah lagi kuasai.

Teringat saya akan sesi pembentangan yang dilakukan seorang pelajar Muslim ketika membentangkan hasil kajian tahun akhirnya di USM tahun lalu. Kelihatan pada awal pembentangan, dia kurang yakin hingga tersasul menyebut ‘good morning’ sedangkan masa ketika itu telah melepasi jam 12 tengah hari. Mungkin teknik hafalannya kurang membantu apabila melibatkan masa. Di pertengahan pembentangan, keyakinan mula nampak walaupun seringkali juga tergagap-gagap dan terhenti, cuba berfikir perkataan bahasa Inggeris yang sesuai agaknya. Di akhir sesi, pada slaid pembentangan terakhir, tertera terjemahan ayat al-Quran iaitu ayat 49 dari surah al-Qamar;

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

Dia hanya menayangkan slaid tersebut, persis meminta penonton membaca dan memahaminya sendiri.

Terfikir sejenak, mampukah saya melakukan perkara yang sama di hadapan semua penonton khususnya ketika menyertai seminar sebesar Seminar IMT-GT? Perasaan gugup, gemuruh mampu hilang atau berkurang tetapi kekuatan untuk berdakwah secara langsung di hadapan kira-kira 200 orang ahli sains yang berbilang agama bagaimana? Adakah saya akan mengucapkan syukur kepada Yang Maha Memberi Ilmu di hadapan semua peserta yang rata-ratanya bukan Muslim? Persoalan terbesar adalah, siapa saya jikalau masih diberi nikmat umur, 10 tahun akan datang? Bagaimana saya membawa Islam bersama-sama saya, seiring dengan kajian, seiring dengan nikmat umur saya? Saya gelisah dalam tanda-tanya, persoalan, yang perlukan tindakan..



Wardah bt Abdul Rahman
Taman Bukit Gambir

Thursday, August 28, 2008

Benarkah Ferdinand Magellan manusia pertama yang berjaya mengelilingi dunia?


Mengikut sejarah Barat, Magellan, Christopher Columbus, Vasco da Gama, Alexander de al Buquerqu adalah beberapa nama yang diangkat menjadi tokoh pelayaran dunia Barat serta mubaligh ajaran Kristian yang tersohor. Mereka juga yang mengangkat Ferdinand Magellan menjadi manusia pertama yang berjaya mengelilingi dunia. Benarkah fakta ini?

Jika anda menonton dokumentari ataupun kisah pelayaran orang-orang Barat, pasti anda akan disogok dengan beberapa peristiwa yang mengundang rasa kagum dan simpati kita pada mereka. Antaranya ialah kesusahan serta keperitan mereka ketika belayar, tekanan dan dilema yang dihadapi oleh anak-anak kapal yang letih belayar, sikap tidak putus asa mencari jalan untuk pulang ketika tersesat di lautan yang luas, kapten kapal yang obses dengan sejarah pelayaran terdahulu dan bermacam-macam lagi. Hal inilah yang turut saya rasakan ketika menonton kisah pelayaran Magellan pada tahun 1520 yang disiarkan di TV1 lewat malam semalam.

Jangan kita larut dengan propaganda Barat ini kera
na umat Islam lebih awal melakukan aktiviti pelayaran berbanding Barat! Buktinya, rekod pelayaran Ibnu Batutah yang dicatatkan dari tahun 1325 hingga 1354 masih lagi wujud dan digunapakai hingga ke hari ini. Pengembaraan Abu Abdullah Muhammad b. Abdullah Al-Lawati Al-Tanji ini bukan sahaja melibatkan pelayaran di laut tetapi turut melibatkan perjalannya di darat yang merangkumi kira-kira 75 000 batu perjalanan.


Ibnu Batutah juga merupakan tokoh Islam yang berjaya membuktikan bumi ini bulat dan bukannya berbentuk empat segi seperti yang didakwa oleh seorang lagi tokoh pelayaran Barat, Ptolemy
. Peta pelayaran lengkap Ibnu Batutah gagal diperoleh oleh orang Barat. Oleh itu, tidak hairanlah Magellan tersesat beberapa kali di lautan serta terpaksa mengikut nalurinya sendiri ketika belayar kerana menggunakan peta dunia yang dilukis oleh Ptolemy. Peta tersebut juga diakui tidak mengikut skala saiz bumi yang asal(diameter bumi kurang 28%). Akhirnya, mereka mencipta pelayaran sendiri dan di akhir pelayaran Magellan, baru dibuktikan bumi itu bulat!

Kitab pelayaran Ibnu Batutah iaitu Tuhfah Al-Nuzzar fi Ghara’ib Al-Amsar wa Ajaib Al Asfar(Persembahan Seorang Pengamat Tentang Kota-Kota Asing dan Perjalana
n Yang Mengkagumkan) telah ditulis oleh Ibnu Jauzi, seorang juru tulis Sultan Morocco dan karya agung tersebut telah diterjemah ke beberapa bahasa lain. Karya ini juga menjadi rujukan utama untuk armada laut kerajaan Abbasiyah dan Uthmaniyyah ketika melakukan pel
ayaran dan penjelajahan menakluk negara-negara di bahagian dunia yang lain. Secara tidak langsung, proses dakwah agama Islam telah awal lagi dilaksanakan oleh kerajaan Khilafah Islam berbanding orang Kristian Barat. Hasilnya, wujudlah beberapa kerajaan Islam seperti Kerajaan Islam Delhi di India.

Bidang
kejuruteraan maritim Islam berkembang mudah kerana galakan pemerintah Islam. Kerajaan Abbasiyah ketika zaman pemerintahan Khalifah Mutawakil (220H/884M) amat menggalakkan ekspedisi-ekspedisi pelayaran dilakukan. Dinasti Fatimiyyah(350H/9
15M) pula telah memonopoli angkatan laut di Afrika Utara dengan pembinaan dermaga-dermaga kapal bersama penciptaan kapal dan alat pelayaran yang lebih maju. Pembinaan kapal oleh Barat turut dipengaruhi oleh seni bina asal yang dipelopori Islam. Selain itu, faktor geografi negara Arab yang strategik (antara Timur dan Barat) memudahkan siri pelayaran dan penjelajahan dilakukan berulang kali.

Agenda asal pelayaran oleh orang Barat sebenarnya bertujuan untuk meneruskan siri Perang Salib. Mereka melakukan pelayaran untuk sampai ke kawasan-kawasan yang dikatakan telah berlaku perkembangan agama Islam dan cuba mengkristiankan masyarakat Islam di sa
na. Jelas bahawa tujuan mereka adalah kerana agama(lihat layar kapal Victoria yang digunakan Magellan-bertanda salib) di samping cuba meluaskan pengaruh kuasa negara asal mereka ke negara-negara luar. Orang Barat sebenarnya hanya mampu mengambil alih fahaman pagan dan animisme, bukannya agama Islam kerana aqidah masyarakat Islam lebih kuat dan Islam lebih awal sampai dari yang mereka jangkakan. Masyarakat Islam di Filipina misalnya, melarikan diri ke negara lain yang terdekat iaitu Ambon dan Mindanao apabila kawasan mereka dimasuki oleh pendakyah Kristian dari Sepanyol ini.

Walaupun agama menjadi matlamat utama pelayaran mereka, sistem yang diam
alkan oleh Sepanyol tetap zalim berbanding penjajah Barat yang lain. Mereka mengamalkan sistem buruh paksa ke atas rakyat tempatan sedangkan penjajah British mengajar rakyat jajahannya menjadi pegawai. Beza sekali sistem yang diamalkan oleh kedua negara penjajah ini.

Ingin saya tekankan di sini bahawa kebangkitan penjajah Barat dalam bidang pelayaran adalah lewat jika dibandingkan dengan Islam kerana proses pengkolonisasian mereka hanya bermula selepas kejatuhan empayar Andalus yang diikuti dengan siri peperangan Perang Salib. Tidak mustahil jika dikatakan sekiranya empayar Andalus berjaya dipertahankan hingga kini, era kegemilangan Islam akan berterusan dan negara Barat tidak akan berjaya menguasai dunia mahupun mewujudkan sejarah pelayaran yang kononnya dimulakan oleh mereka.

Negara Barat sebenarnya hanya mengambil peluang apabila Kerajaan Abbasiyah bangkit! Ketika Abbasiyah mula cenderung ke arah timur dan mengurangkan tekanan kepada kawasan Mediterranean, Barat mula mengumpul kekuatan untuk bangkit di p
enghujung pemerintahan kerajaan Islam ini. Sekurang-kurangnya Abbasiyyah tidak bergabung tenaga dengan kekuasaan saki-baki Umayyah di Andalus untuk meluaskan kuasa ke dunia barat. Pada masa yang sama, negara Barat turut membawa bersama ilmu-ilmu hebat milik Islam dan mengatakan ia milik mereka!

Islam terlebih dahulu melakukan eksplorasi dunia yang membawa kepada penemuan bidang ilmu lain seperti ilmu buruj, ilmu kejuruteraan maritim serta ilmu perdagangan. Satu kenyataan yang perlu diingat-tamadun Islam adalah tamadun yang paling awal(660-1924) dan paling lama, kira-kira 1300 tahun, berbanding tamadun Barat yang baru berusia 600 tahun(1400-2008)!


Wardah bt Abdul Rahman

Makmal Patologi Tumbuhan,USM

Monday, August 18, 2008

Pembelaan Terhadap Situasi Zaman Nabi-nabi Silam (Part 2)

Dalam penulisan yang lalu, saya ada menyentuh beberapa persoalan yang dikemukakan oleh mereka yang kurang faham berkenaan situasi dan persekitaran Nabi-Nabi terdahulu. Dalam tulisan kali ini, saya akan cuba menjawab kekeliruan berkaitan bagaimanakah keadaan umat zaman dahulu serta keperluan mereka pada kemudahan-kemudahan yang ada sekarang seperti penyaman udara, kipas dan sebagainya. Mudah-mudahan fakta yang dihuraikan mampu mengajak kita menganalisa dan membandingkan situasi setiap zaman yang pastinya berbeza.

Bumi kini kian panas

Sedarkah kita bumi ini kian panas akibat tindakan manusia sendiri? Bagaimana yang dimaksudkan dengan aktiviti manusia? Aktiviti pembalakan, pembersihan hutan, pembakaran terbuka, perindustrian dan pengangkutan merupakan antara punca berlakunya pemanasan global yang menjadi satu amaran bahawa tenatnya bumi kita ini.

Kajian yang dilakukan oleh Intergovenmental Panet on Climate Change (IPCC), iaitu sebuah badan yang dipertanggungjawabkan oleh Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) untuk melakukan penilaian berkala terhadap keadaan iklim dan perubahannya telah membuktikan bahawa pemanasan global yang dikaitkan dengan peningkatan suhu bumi adalah disebabkan oleh aktiviti manusia. Analisis terbaru badan ini turut mendapati sejak 1850, terdapat 8 tahun direkodkan sebagai tahun panas dengan tahun 2005 sebagai tahun terpanas dan peningkatan purata suhu global akan berlaku dalam lingkungan 1.40C dan 5.80C pada abad ke -21.

Dapatkah anda anggarkan berapakah suhu bumi dahulu? Sebenarnya, suhu bumi juga berkait rapat dengan nisbah kandungan gas di atmosfera bumi. Lapisan atmosfera di permukaan bumi mengandungi kira-kira 77% nitrogen, 21% oksigen dan 1% karbon dioksida. Kandungan oksigen yang berlebihan boleh mengundang kemusnahan sel dalam badan manakala pengurangan gas ini boleh menyukarkan pernafasan manusia. Karbon dioksida pula membantu mengekalkan suhu bumi pada tahap stabil dan mengelakkan haba hilang terutamanya di waktu malam. Sekiranya kandungan karbon dioksida berlebihan daripada yang sepatutnya, suhu bumi akan naik mendadak dan menyebabkan ketidaksatabilan cuaca berlaku. Fenomena ini dikenali sebagai ‘kesan rumah hijau’.

Suhu bumi dahulu

Saya yakin bumi dahulu tidaklah sepanas sekarang. Manusia zaman dahulu juga melakukan aktiviti harian tetapi tidaklah hingga mendatangkan impak yang besar pada kandungan gas di udara bumi atau ketebalan lapisan ozon bumi. Hasilnya, percaya atau tidak, kajian turut mendapati jika kesan rumah hijau tidak berlaku, purata suhu global bumi hanya mencecah kira-kira 20C.
Jelaslah keperluan setiap zaman pastinya berbeza. Allah s.w.t. juga Maha Adil mencipta nikmat di bumi sesuai dengan keperluan hamba-hambaNya. Firman Allah Taala dalam Surah al-Baqarah ayat 22 :

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.”

Manusia secara semulajadinya mempunyai keupayaan untuk bermandiri dalam kumpulan dan persekitaran mereka yang tersendiri. Penemuan manusia yang masih hidup secara primitif membuktikan bahawa manusia mampu bergantung kepada alam persekitaran untuk hidup. Segala aktiviti harian disesuaikan dengan keperluan untuk hidup dan sumber-sumber alam yang sedia ada. Mereka juga tiada keperluan lain yang mendesak seperti manusia sekarang. Manusia dahulu tidak perlukan kemudahan seperti kipas mahupun penyaman udara kerana mereka tidak memerlukannya! Suhu bumi dahulu tidak seperti sekarang dan pasti keadaannya berbeza.

InsyaAllah, masih banyak bukti serta fakta yang akan dihuraikan nanti.

Wallahu’alam.


Wardah bt Abdul Rahman
Pulau Pinang



Friday, July 18, 2008

Pembelaan terhadap situasi zaman Nabi-Nabi silam. (Part 1)


A bertanya, “Bagaimana pakaian Nabi Adam agaknya?Adakah seperti ‘kurang kain’ yang selalu dilihat pada orang-orang purba yang pernah tinggal di dalam gua dahulu?”

Seorang lagi berkata, “Kesian kan, zaman dahulu bila panas, tak ada kipas yang boleh dipasang. Rumah pun belum tentu selesa macam kita sekarang.”

“Tapi, umat terdahulu hidup lama, bukan seperti kita. Purata umur kita hanya 60 hingga 70 tahun sedangkan hayat umur manusia dahulu panjang. Nabi Nuh sendiri berdakwa
h kepada kaumnya selama 950 tahun,” celah si C.

Ada yang berseloroh berkata, alangkah malangnya umat dahulu kerana tidak pernah makan Pizza!

Pernahkah kita terfikir soalan-soalan di atas? Ataupun ada lagi persoalan lain yang masih berlegar-legar di minda, bertanyakan perihal umat zaman dahulu?

Apa yang sedang saya lakukan sekarang ialah membina model inkuiri yang merangkumi beberapa proses soal selidik untuk mendapatkan jawapan atau kesimpulan daripada soalan atau masalah yang dikemukakan. Antara aspek persoalan berkenaan umat zaman dahulu yang dikaji adalah:
1) ciri biologi manusia (saiz badan, hayat umur)
2) interaksi dan komunikasi
3) nilai dan etika masyarakat
4) keperluan pada zaman tersebut dan lain-lain


Melalui kajian ini, diharapkan situasi zaman Nabi-Nabi terdahulu akan terbela dan saya yakin bagaimana percaturan Allah s.w.t. itu adil kepada semua umat manusia tanpa mengira zaman akan terbukti.

Kupasan selanjutnya dalam siri akan datang..nantikan.


Wardah bt Abdul Rahman
USM

Sunnah Ulama’ Sains Silam

Sunnah Ulama’ Sains Silam

Saya pernah ditanya bagaimana mahasiswa atau pelajar-pelajar IPT di Malaysia boleh menguasai ilmu-ilmu hebat seperti ulama’ silam? Ulama’ pada zaman silam era Abbasiyyah, era Kesultanan Umayyah Andalus, Era Uthmaniyyah dan Kesultanan Delhi bukan sekadar alim dalam ilmu teras Islam iaitu tafsir dan Hadis malahan menguasai hampir keseluruhan isi kandungan manusiawi seperti antropologi, sejarah, politik dan pembangunan, sains dan teknologi, perubatan, astronomi-fiqh (falak) serta bahasa.

Saya pernah terdiam. Akan tetapi jawapannya hanya muncul apabila saya sendiri cuba melalui kesusahan dan kepayahan membaca dan mengkaji pelbagai ilmu diluar jurusan saya di UM dahulu.

Sistem pembelajaran ala barat telah lama bersifat sekular dan menjurus kepada revolusi perindustrian mereka. Revolusi mereka benar-benar mentransformasikan (memugar) nilai dan norma hidup manusia hingga berkiblatkan kepada INDUSTRI dan PEKERJAAN. Lantaran itu kita melihat praktikal pembelajaran di kampus dikenali sebagai Latihan Industri bukannya Latihan Praktikal Akademik.

Cukup takut mahasiswa sains untuk mendekati kuliah-kuliah agama yang agak berat dan serius di kampus. Agak janggal budak engine rasanya ingin menatap buku-buku sosiologi dan sejarah. Cukup terpisah kita dengan hakikat keilmuan sehingga kita cukup takut dengan perkara yang disebut sebagai ‘mentelaah’. Kita hanya dibiasakan dengan istilah assignment (tugasan) kuliah sahaja.

Pernah ada kuliah yang menggunakan istilah arab sedikit sebanyak kerana si pengkuliah ingin menghurai ilmu tafsir Al Quran. Yang menyedihkan apabila ada juga rungutan daripada mahasiswa bekas SMKA atau SMA! Bagi mereka, mereka kini jurusan bukan agama, maka agama bukan lagi yang penting bagi mereka. Jika penting hanya sekadar cukup untuk mengetahui isu Islam secara mendatar sahaja.

Bila kita melihat begitu banyak isu-isu kritikal dan sensitif berkaitan sains dan teknologi, kita tersekat kerana kekangan tidak menguasai ilmu tafsir, bahasa Arab dan hadis secara kukuh. Lantaran itu kita kebanyakannya tidak akan reaktif dengan tindakan untuk membela Islam melalui perspektif sains-Islam. Bagi mahasiswa berlatar belakang agama pula mereka pula tidak memiliki asas didikan sains yang kuat juga. Aliran sains dipandang susah dan sememangnya dogmatik ini yang diterapkan sejak zaman persekolahan.

Alangkah indahnya jika kita diajar seperti ulama’ silam diajar di universiti-universiti silam. Saya berpendapat ia boleh dicipta sendiri!

Caranya adalah kita cipta dunia intelek kita sendiri. Mahasiswa sains perlu tekun dan sabar membaca. Mengkaji benda diluar bilik kuliah mereka.

Dalam tulisan akan datang mungkin saya boleh mengupas peri pentingnya mahasiswa sains menvariasikan pengetahuan mereka disamping merasai pengalaman belajar imu yang di luar kepompong jurusan mereka.

Muhammad Nuruddin Bashah
Sekolah Al Itqan P.P

Thursday, July 17, 2008

Wujudkah hidupan di Marikh?


Reuters pada 16 Julai 2008 melaporkan sekumpulan penyelidik dari Amerika Syarikat telah menjumpai bukti yang memungkinkan adanya hidupan di planet Marikh. Antara bukti tersebut ialah:
> mineral di dalam tanah Marikh yang menunjukkan ia pernah diliputi oleh tasik, sungai ataupun kandungan air yang lain.
> ais pada permukaan Marikh dikatakan tinggalan masa lalu yang zamannya lebih panas.
> adanya tanah liat yang biasanya terbentuk pada suhu yang rendah.

Jangkaan yang dibuat oleh para saintis ini ialah planet Marikh yang terletak 35 juta batu dari bumi ini pernah melalui suatu masa ataupun zaman yang suhunya panas dan lembap serta amat sesuai untuk hidupan!

Persoalannya di sini ialah apakah jenis hidupan yang dimaksudkan?
Manusia ataupun hidupan lain yang seiras dengan manusia?

Barat menganggarkan dinasour pertama muncul di bumu kira-kira 230 hingga 220 billion yang lalu iaitu lebih dari 3.5 billion tahun selepas bumi terbentuk. Melalui analisis DNA pula, manusia (homo sapiens) dipercayai hidup sejak 60 000 tahun dahulu di Afrika. Manusia adalah hidupan yang paling sempurna dan kompleks dapat hidup di bumi kerana persekitaran yang Allah s.w.t. ciptakan sememangnya sesuai untuk manusia hidup. Kandungan gas seperti oksigen, air, sumber makanan manusia yang sentiasa berada dalam keseimbangan di bumi membolehkan manusia terus bermandiri hingga ke hari ini.

lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian, dan anggur dan sayur-sayuran, dan zaiton dan pohon kurma, dan kebun-kebun rendang, dan buah-buahan dan rerumpunan, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk haiwan-haiwan ternakmu.” [‘Abasa:27-32]




Adakah Marikh juga berkeadaan sama dengan bumi? Sedangkan ada di antara saintis mendapati Marikh mempunyai lapisan atmosfera yang nipis, berdebu dan udaranya tepu dengan karbon dioksida!

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :

“…..dan setiap umat mempunyai seorang pemberi peringatan.”
[Al-Fathir:24]

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat(yang menyeru)sembahlah Allah dan jauhilah tahgut….”
[An-Nahl:36]

Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul pun melainkan dengan bahasa mereka agar ia dapat memberi penjelasan yang terang kepada mereka.”
[Ibrahim:4]

Jelas daripada 3 ayat al-Quran di atas bahawa pada setiap zaman manusia pasti akan diutuskan Rasul untuk membawa risalah aqidah yang mentauhidkan Allah s.w.t. Andai manusia juga wujud di planet Marikh, siapakah Rasul mereka dan bilakah rasul tersebut diutuskan?

Jika betulpun ada hidupan di sana, pastinya bukan manusia yang berakal seperti kita ataupun hidupan lain yang kononnya lebih baik dan maju dari segi pemikiran mahupun teknologi mereka. Mikroorganisma adalah kebarangkalian hidupan terdekat yang mungkin hidup di sana. Barat sebenarnya sering menggembar-gemburkan kewujudan makhluk asing, datang dengan kapal angkasa di dalam filem-filem keluaran mereka sedangkan telah Allah s.w.t. tegaskan dalam surah At-Tin ayat 4 yang bermaksud:

Sesungguhnya telah Kami jadikan manusia dengan sebaik-baik kejadian.”

Pesan saya, janganlah disebabkan tulisan ini kajian berkenaan penciptaan alam ini terhenti sebaliknya jadikan penemuan baru oleh saintis Barat ini sebagai perangsang untuk kita lebih maju dan berdaya saing untuk melakukan pengkajian yang lebih mendalam. Tulisan ini hanya menegaskan bahawa kepercayaan adanya makhluk selain manusia di angkasa lepas adalah bercanggah dengan prinsip usuluddin Islam.

Saya ada saranan bacaan lanjut. Sila klik:
http://munawwarah.blogdrive.com/archive/136.html

Wardah Abd Rahman
Minden, Pulau Pinang.

Thursday, July 3, 2008

Sains Milik Siapa?


Sains itu milik orang Islam?
Saya tertarik dengan persoalan yang diutarakan oleh seorang ahli panel di akhir Forum Hal Ehwal Islam malam tadi. Sekian lama kita hanya mendengar topik Islam dan sains diperkatakan tetapi kali ini siapa yang ‘berhak’ ke atas ilmu sains menjadi persoalan.

Jika diteliti, buktinya jelas terdapat di dalam Al-Quran ,Surah al-Mukminun (ayat 13 & 14). Di dalam ayat-ayat tersebut, proses kejadian manusia telah diterangkan dengan jelas dan terperinci. Selain itu, 1001 ilmu sains lain jika diselongkar pasti dapat kita jumpai di dalam kitab agung umat Islam ini. Secara tidak langsung, persoalan bagaimana tamadun kegemilangan Islam dapat dicapai akan terungkai. Sarjana-sarjana Islam terdahulu menguasai ilmu sains yang terdapat di dalam agama mereka!

Penguasaan ilmu Islam dan ilmu sains berkait rapat antara satu sama lain. Dalam Surah al-Ghasyiah, ayat 17 hingga 20 Allah s.w.t menyatakan,
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”.

Sains sebenarnya adalah ilmu untuk mengurus alam dan daripada ilmu inilah timbul konsep hamba dan khalifah yang menjawab persoalan fungsi manusia dijadikan di muka bumi ini. Walau bagaimanapun, ilmu sains perlu dipandu oleh ilmu wahyu ataupun ilmu agama kerana jika tidak, lahirlah teori-teori yang kurang jelas dan tak masuk dek akal seperti teori evolusi oleh Charles Darwin yang akhirnya turut sama meragui teori yang diciptanya!

Sebagai pengkaji ilmu sains atau saintis, setiap kajian yang dilakukan adalah ibadah kerana kita sebenarnya dalam sedar atau tidak sedang menghayati konsep tugas sebagai hamba dan khalifah. Kajian yang dilakukan adalah untuk mengagungkan penciptanya serta memakmurkan bumi dan sememangnya rahmat alam dijadikan adalah bagi melahirkan ilmu sains untuk dikaji oleh manusia. Allah s.w.t mencabar akal manusia untuk meneliti setiap kejadian alam di sekeliling mereka kerana hasil kajian/penelitian tersebut, akan lahir pula ilmu astronomi, ilmu pelayaran, ilmu kosmologi, malah ribuan jenis ilmu-ilmu lain. Walau bagaimanapun, akal manusia tetap terhad kerana tiba di satu tahap, kita tidak akan mampu mengkaji lagi perihal ilmu seperti kewujudan syurga dan neraka, dosa, pahala dan sebagainya.

Perlu juga diingatkan bahawa golongan pengkaji dimuliakan Allah s.w.t. dan digelar sebagai ulul albab. Firman Allah s.w.t dalam surah al-Imran, ayat 190-191 :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”




Bercerita tentang kajian dalam ilmu sains, saya ingin berkongsi di sini tentang bengkel Fusarium yang telah saya hadiri pada 22 hingga 27 Jun baru-baru ini. Bengkel peringkat antarabangsa ini keseluruhannya memberi pengetahuan kepada para peserta tentang ciri-ciri serta kaedah/metod untuk mengenali Fusarium (salah satu genus kulat utama yang menyerang tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan dan akan mengakibatkan penyakit tanaman seperti reput pada buah dan batang,serta layu vaskular pada batang tumbuhan).

Benarlah Allah s.w.t. juga berbicara melalui ayat-ayatNya yang terdapat di alam semesta. Terasa luasnya ilmu yang boleh dikaji apabila mengikuti bengkel ini. Fusarium hanyalah salah satu kulat yang mendatangkan masalah kepada para petani sedangkan berapa banyak lagi kulat-kulat lain ataupun mikroorganisma lain yang turut sama menyerang tanaman yang sama. Di dalam genus
[1] Fusarium pula terdapat kira-kira 80 spesies yang telah dikenalpasti setakat ini dan semuanya memerlukan kajian yang mendalam untuk membezakan antara satu spesies dengan yang lain. Antara teknik kajian yang digunakan ialah melalui kaedah morfologi[2] dan molekular[3]. Data yang dikumpul akan dianalisis dan hasilnya, spesies kulat dapat dikenalpasti. Saya pernah terlibat dengan kajian Fusarium ketika melakukan projek tahun akhir dahulu. Bukan mudah sebenarnya untuk mengenalpasti spesies kulat ini kerana kepelbagaiannya terlalu tinggi hinggakan pakar pengkelasan kulat ini turut mengakui bahawa hingga kini sistem pengkelasannya sangat rumit dan bercelaru!

Subhanallah…




Wardah bt Abdul Rahman
Bukit Gambir




[1] Susunan pengkelasan biologi bagi kulat (AFIKOFAGS)-alam-filum-kelas-order-famili-genus-spesies
[2] Data yang direkodkan ialah pigmentasi(warna) yang ditunjukkan oleh koloni kulat, kadar pertumbuhan koloni dan kehadiran struktur-struktur kulat yang diperhatikan di bawah mikroskop cahaya.
[3] Kajian ke atas DNA kulat

Sunday, June 8, 2008

2 Tokoh Perubatan Islam dinasti Ayyubi.


Tokoh : As‘ad b. Ilyas b. al-Matran

Tempat lahir : Damsyik

Sejarah hidup :

Ibn Matran berasal dari rangkaian ahli perubatan yang mahir dalam ilmu perubatan Yunani di samping ilmu-ilmu perubatan Islam. Dari usia awal beliau menunjukkan minat dalam ilmu-ilmu perubatan sebahagiannya disebabkan oleh bapanya seorang ahli perubatan terkenal yang telah mendidik secara senyap anak-anaknya dengan ilmu perubatan.

Para sejarawan hanya menukilkan sedikit sahaja tentang kehidupan Ibn al-Matran; hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal beliau, dan kita dimaklumkan bahawa beliau pernah diasuh oleh ahli perubatan tersohor Ibn al-Tilmidh.

Kerjaya beliau mencapai kemuncaknya semasa pemerintahan Sultan Salah al-Din, apabila beliau berkhidmat sebagai tabib diraja. Hubungannya dengan Sultan tidak terhad sebagai doktor peribadi semata-mata bahkan juga sebagai teman rapat dan orang kepercayaan Sultan.

Ibn al-Matran adalah pengumpul buku dan catatan para bijak pandai dan ahli perubatan, dan dikatakan telah membina sebuah perpustakaan yang agak besar mengandungi berbagai jenis buku. Bimaristan al-Nuri terhutang budi kepada Ibn al-Matran di atas sumbangan dan tunjuk ajarnya; tidak jelas sama ada dia pernah berkhidmat di situ sebagai tabib atau tidak, bagaimanapun bolehlah dianggap bahawa dia telah memberikan banyak tunjuk ajar kepada ramai orang, antaranya Ibn al-Dakhwar.

Karya :

(a) Bustan al-Atibba’ wa Rawdat al-Alba’, yang mengandungi perbahasan Ibn al-Matran dengan sahabat sahabat dan guru-guru beliau. Ia merupakan suatu bacaan yang menarik yang mengandungi pandangan-pandangan Ibn Matran terhadap pencapaian- pencapaian dan masalah-masalah pada zaman itu. Turut dimasukkan ialah perbincangan tentang asal-usul perubatan menurut pandangannya, yang dimasukkan sebagai mukadimah kepada karya Ibn Abi Usaybi‘ah, Uyun al-Anba’;

(b) al-Maqalah al-Najmiyyah, suatu risalah khusus berkenaan kebersihan, penjagaan kesihatan dan pencegahan penyakit. Buku-buku sedemikian amat popular di dunia Arab sebahagiannya disebabkan oleh kebimbangan terhadap penyakit.


Tokoh : Abu al-Makarim Hibatallah Nathana b. Ifra‘im b. Jumay’ al-Isra‘ili.

Tempat lahir : Fustat, bahagian lama Kaherah.

Sejarah hidup :

Beliau belajar ilmu perubatan di bawah pengawasan Abu Nasr al-Ayn al-Zarbi. Tidak lama selepas itu, pengetahuannya tentang berbagai jenis dadah dan rawatan penyakit, di samping kemahirannya dalam bahasa Arab mula menonjolkan dirinya. Menurut Ibn Abi Usaybi‘ah sebab yang memungkinkan Ibn Jumay’ mencapai kejayaan besar dalam bidang perubatan dan penyembuhan ialah pengajiannya di bawah Ibn al-Ayn al-Zarbi.


Karya :

(a) Kitab al-Irshad li Masalih al-Anfus wa ‘l-Ajsad: dalam mukadimahnya dia memuji al-Qadi al-Fadil Abd al-Rahman, wazir kepada Sultan Salah al-Din, dan menujukan kitab itu kepadanya. Tibb al-Adyan wa Tibb al-Abdan adalah rangka utama karya ini, dan ia dibahagikan kepada empat risalah: pertama, pengetahuan umum tentang perubatan; kedua, berkenaan material medical; ketiga, berkenaan terapi dan penjagaan kesihatan; keempat, berkenaan dadah dan campurannya.

(b) Al-Maqalah al-Salihiyyah: mengandungi pandangannya berkenaan kemerosotan kerjaya perubatan dan cita-citanya bagi memperbaiki keadaan itu.

(c) Al-Tasrih: suatu syarah dan tafsiran terhadap Qanun fi al-Tibb Ibn Sina. Ibn jumay’ cuba memberikan gambaran yang lebih jelas berkenaan kehidupan dan amalan perubatan yang diterimapakai pada zaman itu.



*goodluck buat 'team molecular'...fusarium workshop, 13 hari lagi... =]
http://www.usm.my/bio/bioschool/Fusarium08/Fusarium08.html

Sunday, May 18, 2008

PERMATA HITAM MULA DIGENGGAM AL-MASUDI

Saya mengambil peluang menemani ayah ke kedai menjual buku terpakai di Chowrasta, Georgetown pada pagi Sabtu yang lalu. Sebenarnya ini satu peluang yang baik memandangkan saya boleh ‘tumpang sekaki’ membeli majalah Dewan Kosmik terpakai yang mula mendapat tempat di hati saya selepas diperkenalkan oleh Cikgu Nuruddin kira-kira dua bulan yang lepas. Sasaran saya tercapai akhirnya apabila ayah membayar RM10 untuk 10 majalah yang saya pilih berdasarkan tajuk utama yang menjadi fokus keluaran tersebut. Untung rasanya boleh memiliki majalah yang harga asalnya RM4.50. Belum lagi termasuk lambakan ilmu pengetahuan sains dan teknologi di dalamnya yang pasti tak ternilai!


Dewan Kosmik keluaran Oktober 2005 memfokuskan eksploitasi beberapa sumber tenaga lain yang boleh digunakan bagi menggantikan penggunaan petroleum yang semakin meningkat harganya di dalam negara mahupun di peringkat dunia. Bekalan petroleum amat diperlukan bagi tujuan pembangunan industri sesebuah negara hingga pernah dikatakan negara yang menguasai minyak turut akan menguasai dunia. Oleh sebab itu tidak hairanlah jika negara besar seperti Amerika Syarikat sekarang begitu rakus cuba menguasai negara-negara yang kaya dengan minyak dan siapa boleh menjangka bahawa orang pertama yang menjumpai permata hitam yang amat bernilai ini adalah orang Islam bergelar Al-Masudi!

Al-Masudi menggunakan istilah ‘atam’ untuk menerangkan tentang telaga terbakar atau telaga minyak yang ditemuinya di Sicily, Oman, Hadralmaut di Yaman, Iraq, Parsi, Turki, Tashkent, India dan Kepulauan Sumatera. Salah satu tempat yang terkenal dengan pengeluaran minyak petroleum ini pada zamannya ialah Baku. Jumlah minyak yang dihasilkan di sini cukup menakjubkan Al-Masudi sehingga beliau menggelarkan wilayah itu sebagai ‘bilad al naffata’ yang bermaksud tanah yang memancutkan minyak. Minyak Baku seperti yang dijelaskan oleh Al-Masudi dalam catatannya adalah amat luar biasa dan beliau menyifatkannya seperti ‘api yang abadi’. Penjelasannya itu secara tidak langsung telah menarik perhatian banyak ahli geografi Arab untuk mengkajinya. Mereka telah melantik Al-Masudi sendiri mengetuai penyelidikan itu disebabkan tiada sesiapa pun yang sezaman dengannya menulis mengenai petroleum melebihi daripada apa yang Al-Masudi catatkan.


Pada masa yang sama, Al-Masudi telah menghabiskan banyak masa untuk menjelajah dan juga mengukur Laut Caspian di samping mengkaji masyarakat yang tinggal di pesisiran pantai berkenaan. Beliau ada mencatatkan beberapa perihal mengenai Baku seperti berikut;


“Pancutan nafta di Negara Shirwan berhadapan Golden Hordes merupakan punca daripada mana nafta putih diperoleh. Di sana juga terdapat telaga api yang mana api muncul daripada tanah. Di seberang pancutan nafta di Baku, terdapat pula sebuah pulau yang mengandungi telaga terbakar. Ia boleh dilihat dengan jelas pada waktu malam pada jarak tertentu.”


Menurut Al-Masudi lagi, pada pertengahan abad ke sepuluh, Baku telah berkembang maju dan mempunyai bilangan penduduk mencecah antara 10 000 hingga 15 000 orang. Kebanyakan mereka menjana ekonomi dalam kehidupan daripada industri penghasilan minyak atau minyak syal selain perkhidmatan pengangkutan kapal atau kereta sorong unta. Disebabkan kegemilangan pelabuhan ini, Baku telah muncul sebagai pengeksport utama bagi dua jenis minyak iaitu minyak biasa dan minyak syal daripada Asia Tengah ke pasaran Parsi dan Timur Tengah. Dengan melalui Sungai Volva, beberapa bahagian Eropah turut mengimport minyak daripada Baku.


Berikut adalah ringkasan biografi Al-Masudi :

Nama sebenar : Abul Hasan Ali Ibnu Husain Ibnu Ali

Keturunan : Abdullah Ibnu Mas’ud (salah seorang sahabat Rasulullah s.a.w.)

Asal : Golongan Arab Muktazilah

Gelaran : Hero Arab (Herodotus of the Arab), Ibn Khaldun menerangkan Al- Masudi sebagai ‘imam’ (ketua atau contoh) untuk ahli sejarah.

Lahir : 895, Banghdad

Bidang yang dikuasai : Sejarah, geografi,falsafah, sains.

Penemuan :

  • Petroleum yang dinamakan ‘atam’.
  • Pengarang pertama yang menceritakan tentang kincir angin, yang dicipta oleh seorang saintis Islam di Sijistan.
  • Salah seorang saintis terawal yang berani mengutarakan beberapa aspek takrif evolusi, daripada mineral kepada tumbuh-tumbuhan dan daripada tumbuh-tumbuhan kepada haiwan sebelum berakhir dengan manusia. Kajian dan pandangannya secara intensif banyak dipengaruhi oleh historiografi, geografi dan sains bumi bagi beberapa negara yang dilawatinya.

Buku yang ditulis:

i) Muruj adh-dhahab wa ma'adin al-jawahir (The Meadows of Gold and Mines of Gems)

-mengisahkan pengalamannya menjelajah banyak negara dan mengenali pelbagai bangsa selain mengalami perubahan iklim.

-turut dilaporkan ialah hubungan peribadinya dengan orang Yahudi, Iran, India dan Kristian.

-versi bahasa Perancis telah diterbitkan antara tahun 1861 dan 1877.

-17 bab pertama mula diterjemah ke bahasa Inggeris oleh Aloys Sprenger yang kini diterbitkan oleh Antioch Gate.

ii) Muruj Al Zaman (The History of Time)

– ditulis di Kaherah, mengandungi 30 bab.

- menceritakan sejarah politik, geografi dan keadaan masyarakat negara yang dilawati dan dunia secara umumnya.

- dipercayai hanya 1 daripada 30 jilid masih disimpan di Vienna.

iii) Kitab al-Ausat

- dikatakan sebagai tambahan kepada kitab Muruj Al Zaman.

- mengandungi kronologi peristiwa sejarah dan kitab ini berjaya disiapkan pada tahun kematiannya.

- dipercayai masih disimpan di Perpustakaan Bodleian, Oxford (England).

iv) Kitab Al Tanbih wa al Ishraf (Book of the Middle)

- ditulis sebelum kematiannya.

- sebagai rumusan kepada buku terawalnya sebagai ralat kepada sebelumnya.

- mengandungi kajian sistematik tentang sejarah yang bersandarkan ilmu geografi, sosiologi, antropologi dan ekologi.

Meninggal dunia : 957, Kaherah



Wardah bt Abdul Rahman

Bukit Gambir, Penang.


* Bagi yang belum pernah ke kedai buku di Chowrasta, rajin-rajinlah panjangkan langkah anda ke sana, syurga buku, macam-macam ada..!